Pada kesempatan kali ini Pak ADe akan membagikan materi mengenai Sistem Ekskresi Manusia sub Proses Pembentukan Urine Pada Ginjal . Materi ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi untuk belajar ataupun mengerjakan tugas.
Proses Pembentukan Urin
Pembentukan urin terjadi melalui serangkaian proses filtrasi (penyaringan) zat-zat sisa yang beracun, reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat sisa yang tidak diperluakan lagi oleh tubuh dan tidak mungkin disimpan lagi).
Filtrasi (Penyaringan)
Proses filtrasi ini terjadi di glomerulus dan kapsula Bowman yang menghasilkan filtrat gromerulus atau urin primer. Mula-mula darah masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent dan terjadi filtrasi sehingga menghasilkan urin primer, kemudian urin primer akan memasuki kapsula Bowman. Proses filtrasi terjadi akibat mengkerut dan mengembangnya arteriol afferent dan arteriol efferent yang masuk dan meninggalkan glomerulus.
Selama terjadi filtrasi sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat disaring, sedangkan molekul-molekul yang berukuran lebih kecil seperti: garam, asam amino dan gula dapat disaring sehingga menjadi bagian dari filtrat glomerulusatau urin primer.
Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan menghasilkan urin sekunder. Urin primer yang berkumpul dalam kapsula Bowman masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi proses reabsorpsi. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat yang berguna oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.
Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino dan ion-ion anorganik (Na+,K+, Ca2+, Cl-, HCO-3, HPO4-3, SO4-3). Proses ini terjadi karena transpor aktif. Hasil dari reabsorpsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan urea. Dengan demikian urin sekunder adalah hasil saringan dari urin primer yang mengandung limbah nitrogen dan urea.
Urin sekunder akan masuk ke lengkung Henle menuju tubulus kontortus distal. Pada saat melewati lengkung Henle desenden, air berosmosis keluar sehingga volume urin sekunder menurun dan menjadi pekat.Saat melewati lengkung Henle asenden, garam (Na+) dipompa keluar, sehingga kepekatan urin berkurang tetapi volume urin tetap.Dengan demikian konsentrasi garam di luar tubulus meningkat.
Augmentasi
Dari lengkung Henle asenden, urin sekunder akan masuk ke tubulus distal. Di dalam tubulus distal urin sekunder mengalami augmentasi yaitu proses penambahan zat–zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Zat sisa yang dikeluarkan dari pembuluh darah kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), NH3dan kreatinin.Pengeluaran (H+) ini membantu menjaga pH yang tetap dalam darah.
Selama melewati tubulus distal dan tubulus kolektifus, urin kehilangan banyak air (H2O) sehingga konsentrasi urin semakin pekat. Setelah itu urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke vesica urinaria untuk ditampung sementara waktu.Pengeluaran urin diatur oleh otot-otot sfingter.Kandung kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml. Kandung kemih dikendalikan oleh saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari plexus hipogastrik.